Healthy First!

 

Apa yang diperlukan seseorang yang ingin menjadi pemimpin?

Dia akan menjadi lebih efektif jika fisiknya prima.

Kesehatan dan kesamaptaan jasmani adalah sesuatu yang menjadi persyaratan untuk menjadi siswa TN, dan dalam masa pendidikan, tidak henti-hentinya kita diingatkan untuk menjaganya.

Makan yang sehat dan bergizi. Tidur yang cukup. Olahraga yang teratur. Itu adalah kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan kepada kita. Tetapi kebiasaan itu harus tetap dikelola sejak kita lulus.

Kita dahulu dijejali diet 4000 kalori yang harus kita konsumsi cepat. Karena pada waktu itu kita rajin olahraga dan berada pada masa pertumbuhan, kalori tersebut berubah menjadi energi dan otot. Tetapi setelah kita lulus, buat yang memilih jalur “sipil” dan tidak berolahraga secara teratur, kebutuhan kalorinya tentu tidak sebesar itu.

Ditambah lagi menurut beberapa literatur, orang yang makannya cepat cenderung makan lebih banyak, karena sinyal “kenyang” membutuhkan waktu untuk sampai ke otak.

Olahraga, karena dulu menjadi bagian rutinitas, kadang berasosiasi dengan “kewajiban”. Karena tidak ada lagi temannya atau terompet yang membangunkan, jadi enggan berolahraga.

Mari kita coba diam sejenak dan bertanya, apakah kita telah merawat kesehatan kita atau kita meng”abuse” pemakaian kita, karena kita masih merasa muda.

Mari kita coba tes dari yang termudah, tes body mass index. Kita ukur tinggi dan berat kita. Kemudian berat kita (kg) kita bagi dengan tinggi (dalam meter) kuadrat.
Jadi misal 63 kg, 1.7 m, maka BMI nya adalah 63/(1.7×1.7) : 21.8 kg / m2

BMI ideal orang Asia adalah antara 18.5 – 23

Jika ternyata kurang ideal, mari kita coba memperbaikinya dengan makan yang sehat dan olahraga yang teratur.

Makanan yang sekarang banyak tersedia biasanya makanan yang tinggi kalori tapi miskin nutrien (zat gizi). Idealnya, kita harus banyak makan makanan yang natural, utamanya sayuran dan buah, serta mengurangi makanan yang diproses (biasanya yang diproduksi oleh pabrik).

Mungkin kita pernah makan dengan cepat sampai kenyang, dan kemudian merasa perutnya terlalu kepenuhan. Ini karena signal kenyang terlambat sampai ke otak kita, sehingga kita sudah overeat. Mari kita makan dengan lebih lambat untuk lebih menikmati makanan kita, dan juga agar kita bisa “berhenti sebelum kenyang”.

Yang terakhir, olahraga. Tidak perlu lagi dijelaskan manfaat olahraga. Olahraga yang paling gampang dan paling efisien untuk membakar kalori adalah lari. Tapi lari tentu saja adalah olahraga yang dapat membosankan, kecuali di tempat yang suasananya menyenangkan dan / atau dikerjakan beramai-ramai. Tapi begitu sudah mendapatkan kenikmatan lari, apalagi bersama teman-teman, manfaatnya berlipat ganda. Stamina kuat, tidur nyenyak, dan kawan bertambah.

Mari jaga kesehatan kita!